Rabu, 16 Februari 2011

Transportasi kita, budaya dijalan.


Hari ini ada janji dengan mahasiswi yang lagi menyelesaikan tugas kuliah di kantor. Kasihan, sudah beberapa pekan tertunda karena masih sibuk menyiapkan audit. Kukira dia sudah putus asa karena di cancel terus, tapi ternyata tidak. Tiap pagi dia selalu kontak untuk menanyakan data - data yang dia perlukan. Sampai - sampai setiap pagi kalau ada telepon, si ayah selalu bilang..pasti dari ce'es mu...hi..hi..

Flash back ke masa lalu, jadi ingat menjalani tugas dari kampus dinegeri orang. Berawal dari iseng ikut tes on the job training ke Singapore...eh..waktu dinyatakan lolos malah kebingungan luar biasa...tapi untung orang tua mengijinkan ( biasa..jadi anak bungsu paling susah dapat ijin pergi jauh ). Maka jadilah aku seorang 'TKW' selama 6 bulan disana.

Enam bulan di negeri singa, negara yang terkenal dengan aturan yang sangat ketat. Tapi kepatuhan warga terhadap aturan - aturan yang ada memang patut diacungi jempol (...bukan brarti orang - orang kita gak ada yang patuh lho...). Pertama kali masuk MRT ( Mass Rapid Transportation - Kereta Apinya orang sana )..wow..bersih banget..gak ada coretan disana - sini, bebas bau rokok, bahkan kalau gak dapat tempat duduk bisa lesehan di lantai kereta. Dan satu lagi...bebas pengamen dan pencopet. Masuknya pun sangat tertib dan nggak grudak gruduk. Begitu juga kalau naik bis. Kalau di Indonesia, bis bisa menaik turunkan penumpang dimana saja, tapi kalau di Singapore, bis hanya berhenti di halte - halte bis yang disediakan. Oh..ya..satu hal yang waktu itu tidak pernah kulihat dijalanan Singapore..mikrolet dan MPU. Kepatuhan mereka terhadap peraturan lalu lintas juga luar biasa. Pernah kita naik taksi jam dua belas malam, trus pas nyampe lampu merah, pak sopirnya dengan sabar menunggu lampu hijau, padahal waktu itu jalanan sepi banget. Mungkin sudah waktunya kita meniru sistem transportasi disana. Bis yang berhenti sembarangan, sopir yang ugal - ugalan, peraturan yang diabaikan...belum lagi MPU, becak, sepeda motor yang berbaur dengan PKL yang mangkal di bahu jalan...sungguh permasalahan yang kompleks.

Tertib dijalan, cerminan budaya yang nyata. Kalau dijalan saja kita nggak bisa tertib dan disiplin, bagaimana kita bisa mengatasi masalah transportasi dan kemacetan dinegara ini..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar